Kisah Inspiratif Sarjana Psikologi Jadi Tukang Sayur Hidroponik
Kisah inspiratif bisnis sayur hidroponik - Kenapa tidak menjadi petani ? kenapa tidak jadi tukang sayur ? karna itu merupakan peluang yang sangat besar, begitu ungkap Fariz seorang sarjana psikologi.
Awal mulanya bermain di hidroponik, dia datang ke jogja melihat area persawahan semakin berkurang dan digantikan dengan bangunan-bangunan serta perumahan. Melihat akan hal itu membuat ia berpikir bahwa lahan sawah akan terus berkurang dan harganya semakin mahal.
Menjadi seorang petani bagi dia merupakan sebuah tantangan besar, dikarenakan awalnya tidak mendapat persetujuan dari orang tua dan membuat mereka kecewa, melihat dari latar belakang dia yang merupakan sarjana psikologi dan saat itu sedang menempuh magister psikologi.
Cerita inspiratif pengusaha sayur hidroponik
Cukup lama perseteruan antara hafiz dan bapaknya, kemudian beliau (bapaknya) bertanya, "jika memang kamu serius untuk mendalami hidroponik, maka seriuslah. Mungkin selama ini bapak yang salah, menganggap remeh kamu dalam mencoba menjadi petani."
Di pertengahan tahun 2017, hafiz mulai kebingungan mencari lahan dikarenakan keterbatasan biaya menjadi salah satu penghalang pergerakan hidroponik ini. Tapi, itu bukan menjadi alasan, petani hidroponik tidak pernah mengeluh soal lahan, karena bisa memanfaatkan tembok dan pagar misalnya dan dimana saja, syaratnya tanaman hanya perlu pencahayaan sinar matahari secara cukup.
Contoh seperti yang dilakukan oleh hafiz, ia memanfaatkan lahan diatas masjid sebagai tempat untuk penempatan instalasi hidroponiknya, kenapa bisa ?. Ia pun tak menyangka bisa menempatkan instalasi-instalasi hidroponiknya di atas masjid, dengan bantuan pengurus masjid, pemuda dan tokoh masyarakat setempat akhirnya mereka bisa memanfaatkan lahan kosong diatas masjid. Wah, inspiratif dan kreatif sekali bukan serta memberikan motivasi hidup agar sukses.
"Makanya dari itu carilah komunitas, carilah perkumpulan, banyak orang-orang baik di sekitar kita, ketika kita berlaku baik terhadap orang maka kebaikan itu akan kembali". Begitulah kata Hafiz.
Tanaman yang ia tanam adalah tanaman sederhana, contohnya adalah kangkung, bayam merah, sawi bakso dan pakcoy. Untuk tanaman kangkung, dia bisa memanen kurang lebih 2 minggu setelah ditanam.
Dengan menggunakan instalasi hidroponik miliknya, dia menghasilkan penghasilan dalam 1 bulan sekitar satu juta rupiah, bila dimanage dan dimaintenance dengan baik dan benar bisa menghasilkan kurang lebih 1,5 juta rupiah.
Hasil kebun miliknya tidak langsung dijual ke supermarket, restoran ataupun hotel seperti pada umumnya, melainkan dipasarkan ke pasar tradisional dengan harapan pedagang-pedagang pasar tradisional di sekitar tempat tinggalnya juga mendapatkan manfaat ekonomisnya dan di sisi lain, dia berfikir bahwa semua orang layak mendapatkan sayuran-sayuran sehat.
Cita-cita terbesarnya adalah agar semua petani di Indonesia bisa menggunakan teknologi yang up to date, salah satunya hidroponik. Dengan adanya teknologi pertanian yang semakin berkembang saat ini, diharapkan kedepannya tidak ada lagi anak-anak muda yang takut memegang alat pertanian seperti cangkul, bersentuhan dengan tanah dan takut nyemplung ke sawah. Oleh karena itu jadi pemuda jangan takut bertani (Terasponik).